Jumat, 20 Maret 2015

Surat UntukMu


Tuhan, aku mau cerita.
Sebelumnya akan kukatakan betapa cintanya aku padaMu
betapa aku merindukan pertemuan itu
Sampaikan shalawatku untuk Rasulullah terindu
Sampaikan pula salam ku untuk para sahabat, khalifah
yang tak pernah habis untuk ku kagumi

Tuhan,, taukah kau??
Malaikat yang kau kirim tuk menemaniku didunia ini
yang tak pernah berhenti mengarahkanku sampai seperti ini
ya mereka, yang kulihat begitu lelah kini
yang usahanya tak pernah henti
yang doa nya  bergema dalam hati

Tuhan, aku ingin tanya
Selain belajar yang gigih dan ibadah nan taat
Apalagi yang harus ku lakukan?
Untuk membantu dan membuatnya bangga juga bahagia
Selain menyusahkan dan merepotkannya
Apa lagi yang bisa ku lakukan?

Tuhan,  aku tau
Rasul memang tak pernah melihat jelas wajah ibu dan ayahnya
Rasul tak pernah sempat meminum asi dari ibunya
Seperti kami.
Rasul juga tak pernah sempat melihat kami
Umat yang begitu ingin berjumpa

Tuhan, Engkau dengan segala ke-Maha-an Mu
Dengan segala kekurangan ku ingin meminta, boleh??
Dengarkanlah suara hati itu
Lewat air yang menetes perlahan mengalir
Gemaan dari jiwa-jiwa yang mulai merenta
Permintaan dengan segala iba dan asa
Tanda ketidakdayaan yang tak berada
dihadapanMu

kami tak ingin berputus asa, tak ingin bersedih
kami tak ingin kufur akan nikmat, tak ingin lupa

Tuhan, kau tau??
Kesabaran, ketegaran, ketekunan dan
Syukur yang berlimpah masih bertahta dihati ini
Dan kekal jika Kau ingin

Kau tau??
Kami selalu menunggu
Ya, menunggu semua yang kataMu
Kan indah pada waktunya

Selasa, 10 Maret 2015

Pernah ada

Pernah ada masa-masa dalam cinta kita
Kita lekat bagai api dan kayu
Bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
Hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
Tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu

Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
Kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
Merasa menghias langit, menyuburkan bumi, dan melukis pelangi 
Namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai

Disatu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
Mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan diatas iman
Bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
Saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api
  
Kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
Pada amal salih yang menjulang bercabang-cabang
Pada akhlak yang manis, lembut, dan wangi
Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata  
Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya  

#dalamdekapanukhuwah