Sabtu, 15 November 2014



Itulah dia. Dengan segala keanggunan nan meneduhkan mata. Senyum ikhlas mengundang simpatik, sorot mata penuh keramahan. Sungguh tak biasa dari kebanyakan dari yang terlihat. Diantara mereka yang menghedoniskan diri, berlomba dengan segala duniawi yang memewahkan, berambisi dalam keangkuhan, dan hanya segelintir yang acuh akan semua hal itu. Ya, dia. Tetap hanya dia yang terlihat bahagia dengan segala kesederhanaannya, melekat serasi dengan akhlak. Semua begitu sempurna, sehelai kain yang menutupi rambut dikepala, menjulur hingga kepinggang, memperjelas bentuk wajahnya yang bulat, menghias apapun yang dilakukannya. sedikit menyadari, bahwa benda itu yang menambah pesona alami dari dirinya.
Kaligrafi melingkar di mushola mungil itu, dikelilingi pohon rindang beserta kursi dibawahnya, tepat didepan ruang baca, dapat dipastikan kau mampu menemukannya. Ya, dia, bak permata dilautan sana, kecil diselimuti jutaan ombak yang menjaga. Kharisma, tak ayal menjadi kepunyaan, beranselkan tas hitam polos, benda kecil nan suci digenggamannya. AlQur’an, dia tahu itu adalah teman setianya sejak beberapa waktu lalu. Bingsal jika tak ada, muram jika jauh darinya. Shalihah.
Tak pernah ada yang tahu bagaimana semua itu bermula. Bahwa dari tempat yang kadang tak terfikirkan ataupun dari keadaan yang tak memungkinkan, semua bisa saja terjadi. Ia dan jilbabnya bertemu, berkenalan, dan saling menaruh hati adalah sebuah hal yang tak akan terprediksi dari kebanyakan orang. siapa yang tahu? Jika sebelum adanya senyum ramah, nan keanggunan yang jarang termiliki itu, menguntai kisah hebat yang membentuknya. Entah ya atau tidak, entah fiksi ataupun realita, entah semua menggubris atau tidak, tetap masih ada sorot mata yang sama membuatnya persis hingga saat ini.
 “ Assalamualaikum,...”
Kalimat itu? Seperti ada yang menyapa. Benar seorang berhasil membuyarkan semua skema yang tersusun dikepalaku sejak tadi. Seorang pemuda berkemeja rapi, menegur seorang yang tengah bengong dengan apapun yang ada difikirannya, dan lagi, itupun mengganggu jalan menuju kelas. Yuph, that’s me! Hehe, senyum tertahan akhirnya tercipta diwajahku. Sempat memandang. Menunduk, dan mengalihkannya, lalu pergi. Ya, itu yang dilakukannya. Entah mengapa ia harus meyapaku lalu pergi begitu saja. tanpa senyum atau sepatah kata lagi untuk membuatku paham.

Aku kembali berjalan, menyongsong koridor kampus, melihat taman yang sedang diguyuri ribuan rintik hujan. Ada aroma sejuk menyapa, angin segar yang sudah lama tak terasa, kini menggelayut bersama perasaanku. Ahh, dimana dia? Masih saja aku memikirkannya. bukan hanya itu, lelaki yang baru saja kutemukan, kini pula mengganggu fokusku. Bukan karna wajahnya, ataupun wewangian yang sempat kukenali tadi, tapi perlakuannya yang baru kali ini kulihat. Lalu, apa hubungan nya? Jelas tak ada, fikirku. Sejenak aku berhenti, bersandar disalah satu tiang penyanggah bangunan yang saat ini melindungiku dari serbuan tetesan air dari langit. Damai.

(bersambung^^)

Minggu, 12 Oktober 2014

Mangkuk Cantik, Madu, dan Sehelai Rambut


Rasulullah SAW. Abu bakar, Umar, dan Ustman datang bertamu ke rumah Ali. Disana mereka dijamu oleh Fatimah, putri Rasulullah SAW sekaligus istri Ali bin Abi Thalib. Fatimah menghidangkan untuk mereka semangkuk madu. Ketika mangkuk itu diletakkan, sehelai rambut jatuh melayang dekat mereka. Rasulullah SAW segera meminta para sahabatnya untuk membuat perbandingan terhadap ketiga benda tersebut, yaitu mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut.
Abu Bakar yang mendapat giliran pertama segera berkata, “Iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Orang yang beiman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih suslit dari meniti sehelai rambut”.
            Rasulullah SAW tersenyum, lalu ia menyuruh Umar untuk mengungkapkan kata-katanya. Umar segera berkata, “Kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Rajanya lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut,”
            Rasulullah SAW kembali tersenyum, lalu berpaling kepada Ustman seraya mempersilahkannya untuk membuat perbandingan tiga benda dihadapan mereka. Ustman berkata, : Ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
            Seperti semula, Rasulullah kembali tersenyum kagum mendengar perumpaman yang disebutkan para sahabatnya. Beliau pun segera meminta Ali bin Abi Thalib untuk mengungkapkan kata-katanya. Ali berkata, “Tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini. Menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang kerumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
            Rasulullah SAW segera mempersilahkan Fatimah untuk membuat perbandingan tiga benda dihadapan mereka. Fatimah berkata, “ Seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik. Wanita yang mengenakan purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya, lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
            Setelah mendengar perumpamaan dari para sahabatnya, Rasulullah SAW segera berkata, “Seorang yang mendapat taufiq untuk beramal lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik. Beramal dengan perbuatan baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas, lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
            Malaikat Jibril yang hadir bersama mereka, turut membuat perumpamaan, “menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik. Menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”
            Allah SWT pun membuat perumpamaan dengan firmanNya dalam hadis Qudsi, : “SurgaKu itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik itu. Nikmat surgaKu itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju surgaKu lebih sulit dari meniti sehelai rambut.”

JJJ

“Orang yang memiliki kemuliaan senantiasa mengakui nikmat Allah dan membicarakan-Nya. Sedangkan orang yang takabur selalu mengedepankan dirinya sendiri ketimbang Allah SWT.”

Kamis, 02 Oktober 2014

Contoh Resensi Buku NonFiksi

Memoar Kehidupan Ustadz Jeffry Al Buchori
Oleh. Kelompok 1

Judul Buku           : Siapa Penerus Saya ?
Penulis                  : Ust. Yusuf Mansur
Penerbit                : PT JePe Press Media Utama
Cetakan                : I
Tahun Terbit        : 2013
Jumlah Halaman  : xii + 100

Tantangan zaman dan kompleksitas persoalan hidup manusia semakin banyak, beragam, dan rumit karena bercampur dengan kemaksiatan dan dosa manusia itu sendiri. Disaat kita sedang betul-betul butuh banyaknya orang yang bisa mengajarkan dan sekaligus mencontohkan kebaikan, kemudian kita dikagetkan dengan wafatnya salah seorang penceramah kita, yakni Ustadz Jeffry Al Buchori. Yaitu seorang pendakwah yang memiliki latar belakang seorang santri lalu berubah menjadi seorang  pemabuk, pecandu, pemaksiat dan sangat dekat dengan dunia malam, juga telah  mengalami banyak kejadian luar biasa pada dirinya. Dengan kasih sayang Allah SWT dan orang-orang terdekatnya ia mampu kembali ke jalur islam dan dakwah yang tentu tidak dengan cara yang mudah.
Selepasnya, dengan strategi berdakwah yang berbeda, Ia mampu menjadi seorang pendakwah yang sukses dan disayangi oleh siapapun pendengarnya. Pada akhirnya, Saat semua merasa kehilangan atas kepergiannya, entah mengapa begitu luar biasanya juga cara Allah untuk mengistimewakan hambanya tersebut. Khusnul khotimah.  Itulah salah satu sisi menarik dari kisah ini, membuat kita heran akan keutamaan yang bisa di peroleh beliau. Ter-ajak untuk tahu bagaimana cara  menjadi dan terus mampu menciptakan hamba Allah yang demikian.
                   Secara keseluruhan, ada 2 tema yang diangkat dalam buku ini. Yakni sebagian untuk mengenang Ustadz Jeffry Al Buchory (Uje) dan yang sebagian yang lain adalah untuk mengingatkan kepada kita akan pentingnya regenerasi, kaderisasi dan yang lebih penting lagi adalah menjadikan diri kita sendiri contoh kebaikan bagi sebanyak-banyaknya orang.
                   Buku ‘siapa penerus saya’ merupakan salah satu karya dari seorang pendakwah, yang juga merupakan rekan dekat almarhum Ustadz Jeffry Al Buchori, yang lahir di Betawi tahun 1976. beliau pernah memiliki latar belakang yang kelam. Tetapi ia mampu kembali bangkit menjadi sosok yang patut diteladani. Ustadz Yusuf Mansur, telah menerbitkan banyak karya. Diantaranya, Dahsyatnya bersyukur, Do’a Nabiyullah Musa AS, Shalat dan Sedekah, The Miracle of Tahajud and Duha, Seberapa Dekat Kita dengan Al qur’an dan masih banyak lagi. Salah satunya berhasil di film-kan yaitu berjudul ‘Kun-Fayakun’ yang disutradarai oleh H.Guntur Novaris.        
                   Dengan gaya yang sederhana, buku ini terasa akrab dengan pembaca karena dipaparkan dengan bahasa yang santai, kompleks dan terstruktur. Tapi sering juga ditemukan kata atau singkatan yang kurang dipahami. Contohnya, ‘gpp’,’ngeboat’, atau istilah ‘Qori’,‘mukaddimah’. Pembaca benar-benar dituntut untuk dapat mengerti sendiri dengan terus mengikuti alur cerita. Terdapat sepenggal kata mutiara pada awal bab, dibumbui juga dengan penggalan ayat suci yang membuat kita sedikit lebih dekat dengan Al-Qur’an. Jika dibandingkan dengan beberapa buku sejenisnya, buku ini tidak hanya menggunakan satu sudut pandang sehingga apabila dibaca akan dapat lebih menarik dan mudah di mengerti.
                   Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya lebih menekankan kehidupan tokoh Uje pada pemaparan bab tema terakhir dengan sistematis. Tapi terlepas ketidaksempurnaannya, harus diakui buku ini merupakan  karya yang sangat memikat. Merupakan pengalaman nyata dari seorang yang wajib diteladani. Membuat agar kita tertarik dalam misi ini, dengan mau ber-dream,ber-pray, serta mengambil action.
                   Setelah membaca buku ini, diharapkan bisa menyadarkan kita akan banyak hal. Menjadi mengerti apa yang harus kita lakukan dalam  hal kebaikan, dan kemudian kita sendiri mau menyuruh orang lain untuk sama-sama berdoa, berbuat kebaikan, dan menjauhi kemungkaran. Buku ini sangat cocok dimiliki oleh segala kalangan karena bermanfaat untuk menambah pelajaran, pengalaman, ilmu, serta iman. Kita nantikan karya berikutnya. 


kelompok 1 :
Melrinda
Adi Putra
Adi Yono
Inggi Mardayanti
Lis Fadilah
Sugeng  Triono
Nanik Rohyani
SMAN 1 Tanjung Lago, Banyuasin, Sumsel
kelas XII IPS 1 2013/2014
guru Pembimbing : Bastomi, S.Pd 

Kamis, 25 September 2014

Titip Rindu ..


Memori ku penuh dengan sosok lelaki paruh baya itu. teringat dengan semua yang pernah ia korbankan untuk ku. Mata ku tak kering membendung air nya, seakan deras menghujam qolbu. Tuhan, sempatkah aku menjadi apa yang ia inginkan? Akan kah selalu aku jadi bahan cerita kebanggaan nya?? Hatiku pilu mengingat itu, angka yang lebih dari setengah abad, merujuk pada sisa waktu yang masih ku miliki. Wajah itu. Wajah yang slalu ada dalam nafas doa ku. Sorot mata penuh asa, dan suara yang kini jarang lagi terdengar. Dalam hening , hanya rindu itu yang masih berteriak ...

Di mata mu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di kening mu
Kau nampak tua dan lelah, keringat terkujur deras
namun kau tetap tabah
Meski nafas mu kadang tersengal, Memikul beban yang semakin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipi mu gambaran perjuangan
Bahu mu yang dahulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkah mu kadang gemetar, kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita, tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anak mu sekarang banyak menanggung beban  -EbietGAde

Senin, 15 September 2014

More than Angel :')

Orang tua adalah malaikat yang nyata yang dikirimkan oleh Tuhan kepada semua manusia di dunia. Entah itu ibu atau ayah. Mereka yang telah merawat kita, mengasihi dan menyayangi kita dengan tulus. Tak ada sedikit pun dihati mereka untuk meminta balasan atas semua kebaikan yang pernah diberikan. Sebagai orang tua yang mulia, mereka hanya menginginkan yang terbaik. Ingin melihat kita  sukses dan bahagia di dunia maupun akhirat. Itu saja. Meski sering kali kita tak mengerti apa maksud dari amarah mereka, tetapi kita terlalu egois dengan rasa kesal itu sendiri. Hingga tak menyadari hati yang kuat pun terasa rapuh. Begitu tega  mengiris hati mereka yang lembut. Begitu mudahnya kita membuat air mata jatuh di dalam hati mereka. Sering kali kita tak acuh, sering kali kita lupa, bahwa  malaikat nyata pun takkan bisa  selamanya ada. Relakan rasa bersalah itu selalu ada dalam benak. Agar kita sampai hati untuk lebih menyayangi, mencium, juga mengusap kaki mereka dengan penuh rasa bakti. Balaslah semua dengan kecintaan dan kasih sayang, meskipun itu tak mungkin pernah terbalaskan. menjadi anak yang sholeh, mendoakan mereka adalah hakikatnya. Bertutur kata yang baik, sopan dan penuh rasa hormat dan kasih.  Kebahagian batin sudah seharusnya kita berikan. Senyum mereka sudah seharusnya kita ciptakan. Tulus,,yang sempurna hanya datang dari mereka. Cintai mereka... karna cinta dan ridha Tuhan pasti sama dengan yang mereka miliki...

Selasa, 05 Agustus 2014

Lirik Lagu MARS MAHASISWA TOTALITAS PERJUANGAN dan DARAH JUANG



buat agan-agan khususnya yang lagi jadi maba seperti  ane  saat ini :D pasti lagi pada sibuk nyiapin buat ospek nya yah?. Dan mungkin di antara  kalian juga  disuruh nge hafal lagu  khusus buat para mahasiswa.  makanya ane pengen berbagi sedikit  karna kebetulan di UI (universitas Indralaya alias Unsri),sumsel Cuma ini doank yang disuruh ngafalin ..  semoga bermanfaat  ;)



                                          
MARS MAHASISWA TOTALITAS PERJUANGAN
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpang jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia

reff:      Wahai kalian yang rindu kemenangan
            Wahai kalian yang turun ke jalan
            Demi mempersembahkan jiwa dan raga
            Untuk negeri tercinta



darah juang
Disini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Negeri kami subur Tuhan

Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja

Reff:   Mereka di rampas hak nya
             Tergusur dan lapar
             Bunda relakan darah juang kami
             Tuk membebaskan rakyat

Mereka di rampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti
Padamu kami mengabdi

Minggu, 03 Agustus 2014

secangkir Teh Ku?



Embun menyapa. Sejuknya pagi ini menarikku segera ke jendela kamar. Angin segar yang pernah kurasakan sebelumnya berbeda. hujan masih jatuh ditanah ini rupanya. Tuhan pun masih peduli. Hanya Secangkir teh yang saat ini mau memenuhi hasratku, menemaniku untuk berpikir, bertukar pikiran. “Apa arti kehidupan untukmu?”. aku usil bertanya berharap ada jiwa yang benar-benar mau menjawabku saat itu. ia memang diam dan seolah mengerti. Mungkin salah ku pagi ini, membuka lagi lembaran lembaran nostalgia itu. Hanya senyum yang ku ungkap hingga Teh-ku pun seakan berbalik bertanya. Apa arti kehidupan ‘itu’ untukmu?.  
Aku menghirupnya sedikit dan entah apa yang akan kupikirkan untuk menjawabnya.  Baiknya kau tak pernah lagi melihat ‘spion’ itu, Karna hanya akan membuatmu terpukau diam disana jika kau tak bisa menjawabku.        Ya, pahamku mungkin belum sepenuhnya mengerti. Dan lagi, aku mencari lembar buku yang lain, terdapat kesuksesan dan kegagalan yang terurai disana. Aku termenung, berharap teh-ku tak mengulang pertanyaan yang sama. Menurutmu, apa seseorang bisa melupakan sejarah dalam hidupnya?. Ku hirup untuk kali kedua, dan ia balik bertanya tanpa menjawab lagi sebelum habis kuminum.  Apa kau juga hanya akan diam, setelah berulang kali mengingat  hal yang telah lalu dan sukses menjadi bagian dari sejarah hidupmu?.  Aku memandang untuk kali ini. mengapa ia seakan begitu memaksa. Aku rasa ia memaksaku untuk meninggalkan masa lalu yang menurutku indah, walau memang terasa pahit. Ya, kadang aku lupa dengan segala yang telah kudapat  pasca kenangan kenangan itu. Aku mungkin terlalu menyayangi, memori apapun itu.

Matahari menyilau. Pohon,rumput dan burung  didekatku mulai bosan melihat kesibukan ku dengan sebuah cangkir. Secangkir teh yang  kini bertambah ruang kosongnya. Rasanya aku enggan menghabiskan ¼ lagi untuk membuatnya menjadi benar-benar kosong. Tuan teh, mungkin aku tak bisa dengan mudah melupakan semua kenangan dalam hidupku yang telah membawaku sampai hari ini. semua kesuksesan yang berjasa membantuku untuk terus maju dan kegagalan yang terus mencambuk untuk lebih cepat menggapainya. Kisah cinta dan sahabat  yang aku akui terkadang bisa menghentikan langkah  walau sejenak.

Terpaan angin lembut menggerakkan permukaan nya didalam sana. “Untuk kali terakhir,  aku tak pernah memintamu melupakan kisah yang kau katakan itu untuk di hilangkan. Apa kau ingin lupa tentang keyakinan akan dirimu? terbaik? Pantaskah kau bahagia hanya karna masa lalu?  yakinlah, kau tak memerlukannya. mengerti nikmat Tuhan yang  telah menjelaskan padamu selama ini. Aku percaya, aku berdoa untukmu”.

...... Mungkin ini saat nya aku mengangkat dan menghirup terakhir kali seperti yang ia minta. Cangkir yang kupegang masih tetap hangat. Sehangat senyum kepercayaan nya padaku. Tiga babak percakapan yang amat singkat antara aku dan ia telah tercerna dengan sendirinya. aku hanya perlu bersyukur. mungkin dengan cara Tuhan yang begitu unik membelokkan ku ke arah yang lain. ‘Ini dia caranya, ini dia jalan ceritanya’. Bersabar dan bersiap untuk menulis lagi kisah hebat di lembar lembar  yang baru. Buku yang di awal halaman nya berisi tentang kesimpulan. Dan pesan yang  kelak akan dibutuhkan. Ya, tanpa harus membuka buku buku kusam itu, Lagi.  

Kamis, 17 Juli 2014

siapa nanya??


Nama gue Melrinda. pas ngeposting ini kira2 umur gue 18 tahun 3 bulan 10 hari  dan masih punya tiga sodara.  Abang gue, Prima, udah mengantongi gelar sarjana  dari jurusan manajemen  informatika sejak gue masih kelas empat esde di salah satu universitas di Kota Batam (kotakelahirangue), Kepri. sekarang lagi di Jambi. Ngapain? ya kerja. Kakak gue, Vera, baru aja wisuda taon kemaren, di salah satu universitas swasta di kota palembang  dengan jurusan bahasa inggris fakultas pendidikan. Untuk kakak gue yang paling cantik ini, dia udah berhasil melangsungkan pernikahannya dgn salah seorang anggota TNI  pas gue masih kelas tiga SMA, tepatnya pas gue lagi gencar-gencarnya menghadapi Ujian Negara dan ikut tes masuk anggota polri. Alhasil gue gak berhasil masuk jadi anggota dan lulus SMA dgn nilai yang pas2 an bgt---. lalu si bungsu, Ranty, lulus esde taon ini n hari ini adalah untuk kali pertama dia memakai seragam ‘putih-biru’(y). ehm. Gue??,,  karena kagak  di ikutsertakan pada snmptn, dan akhirnya memilih sBmptn,  gue, baru aja keterima di fakultas Hukum, Unsri. Entah napa gue keterima nya di jurusan itu, yang jelas-jelas gue senengnya tuhh di dunia perekonomian. Makanya gue ambil jurusan ipS pas waktu SMA.  Yah,,walopun nilai ekonomi UN gue termasuk kecil.  x__x
selayang pandang nihh tempat belajar gue.(hihi)
1. TK Kartini II Batam, Kepri (2001/2002)
2. SD Kartini II Batam, Kepri (2002-2006)
3. SDN 2 Simpang Peut, Nagan Raya - NAD (2006/2007)
4. SDN 167 Palembang, Sumsel (2007/2008)
5. SMP Olahraga Negeri Sriwijaya, Palembang - Sumsel (2008-2011)
6. SMA Olahraga Negeri Sriwijaya, Palembang - Sumsel (2011-2012)
7. SMAN 1 Tanjung Lago, Banyuasin - Sumsel (2012-2014)
8. Universitas Sriwjaya, Inderalaya - Sumsel (2014-sekarang)

Ortu bukan orang kaya. Gue juga orangnya biasa2 aja. Woles,ga ribet n sederhana punya. Gue punya ortu dari etnis yang  beda2. Ayah Jamed(jawadimedan)’63, dan ibu patali (palembangtakasli)’65,  yang ternyata udah bersama, mengarungi rumah tangga, mengarungi sendal2(lho?) Dan atas bawah roda kehidupan sejak Mei’84 kemaren.. Gue juga punya sohib namanya Hani dan Bela yang sekarang ini udah jauh banget beda kesibukan. Ini jadi salah satu alasan kenapa gue memutuskan utk membuat blog. Walo begitu mereka tetep teman terbaik  gue dan gak akan pernah rela buat kehilangan mereka!(y).         Well,, ‘Bulett’ nama yang disamarkan ini adalah orang spesial yang  bisa buat gue nyaman,  gak ada bosen2nya juga nyemangatin n ngabisin waktu sama gue, setiap hari, dari taon 2012 sampe sekarang dan sampe kapan pun. semoga.
Fix, tak kenal maka tak sayang,,                                                                          Karena ini baru postingan ketiga, jadi gue cuma pengen perkenalan aja dulu (ada gitu ygmwtau?). Mungkin blog gue bakal sepi kali yahh. tapi sekedar untuk berbagi kayaknya gak ada salahnya deh. Termasuk baru juga sihh jadi seorang blogger*ceileh,pemula maksudnya.. Kata2 gue disini gak sebagus dengan yang pernah gue baca. Jujur gue gak bisa banget. Judul nya aja ga tau napa ‘biru langit’. Apa karna gue seneng warna itu kali yahh. Ya Niatnya cuma pengen curhat doank,,, tapi paling engga ada manfaatnya deh buat diri gue dan buat orang banyak  kalo bisa.  Next, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Jangan lupa berdoa untuk sodara2 kita yang di palestina. Doain gue juga moga sukses jadi mahasiswi(baru) ntar. Hehe. See you on my next post,insya Allah. Thanks juga, moga pada seneng sama tulisan gue yah;).
*) Life isn’t about finding yourself, but life is about creating yourself –Melrinda. 

Selasa, 08 Juli 2014

Cerpen persahabatan : Sampai Jumpa, kenangan

Tok.tok.tok.duk.duk.duk..
Suara pintu yang digedor kencang itu seakan menjewer telinga dan memaksaku bangkit dari tempat tidur. Paman jam masih menunjukan pukul 03.59 dini hari. Pak Rohim sudah mulai bergerak keliling asrama untuk membangunkan kami. Padahal masih ada 45 menit lagi untuk masuk waktu subuh. tetapi itu memang antisipasi untuk kami yang akan antre dikamar mandi. Dikamar mandipun aku masih sempat-sempatnya memejamkan mata sampai tak sadar adzan subuh telah terdengar. Kami pergi ke mushola milik sekolah untuk mendirikan solat subuh berjamaah. Ya, ini memang sudah menjadi rutinitas bagi kami yang bersekolah di SMP-SMA Olahraga Negeri Sriwijaya Palembang. Sekolah khusus olahraga tingkat provinsi nomor 3 di Indonesia. Jumlah siswa laki-laki maupun perempuan dari kelas VII sampai XII saja tak sampai 200 orang. sangat bangga bisa bersekolah disini. Yang tentu dengan seleksi ketat untuk bisa bergabung.
Namaku Rinda. Saat ini aku duduk dikelas tiga SMP. Sepak Takraw yang ku pilih dari 13 cabang olahraga yang ada disekolah ini. Pagi itu aku dan seluruh teman disekolah mulai menjalankan aktifitas seperti biasa.
“Rin, jogging barengan, hari ini aku mau ngalahin kamu!” tantang Hani yang lebih cepat mengikat tali sepatunya.
“Haha,serius nih,ntar kamu yang ngos-ngosan duluan,bisa ngeganggu nafas lariku juga,tau!”
“ihh,,sombong kali,,liat aja ntar aku ambil start duluan pokoknya!”                                     
“ehh,,kok gitu,yaudah aku juga bakalan didepan!! Wekk”
Kami pun berlari saling berebut untuk bisa berada paling depan.

latihan fisik umum pagi selesai. Jam menunjukan pukul 07.10 WIB. Kegiatan selanjutnya yaitu mandi, sarapan, dan siap-siap ke sekolah. Dan kembali lagi untuk mengantre. Antre mandi, antre makan dan seragam sekolah yang harus segera dikenakan pun harus menunggu untuk disetrika.Ya, antre!
Tak terasa tinggal menghitung minggu kami duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama ini. Kegiatan belajar tambahan sudah dimulai. Jam-jam istirahat pun hanya kugunakan untuk belajar dikelas.
“haduh, aku bisa gak ya melewati ujian dengan baik. Aku harus lulus dengan nilai terbaik dan ngelanjutin ke SMA ini juga. Harus tercapai untuk jadi atlet sukses dan cerdas!”. kataku pelan pada diriku sendiri.
“bisa dong, kan sohibku pinteeerr...!!” sambar Hani yang ternyata diam-diam mendengarkan bicaraku.
“yeee..kamu nguping aja kerjaannya!”
“ehh,,bukan nguping,say.. Cuma kebetulan denger kok! Trus dilanjutin aja sekalian.hehe”
“modussss. sama aja kali!” timpalku. “emang kamu gak gugup menghadapi Ujian Nasional nanti?,, trus rencana mau nyambung SMA mana?”.
“emm, ya gugup sih. Tapi kalo kita udah usaha belajar kan tinggal berdoa nya aja, rin!”. Nahh, kalo urusan ngelanjutin kemana aku juga belum tau. Terserah mama aku aja deh”.
“loh, kok mama mu, emangnya mama mu masih mau sekolah ya?hehe” celetuk ku.
“ya gak gitu juga. sebenarnya masih pengen ngelanjutin disini. Tapi tau sendiri kan hidup di asrama itu gimana. Aku sering cerita sama mama. Apalagi tentang senior-senior yang..... yah begitulah!”. curhat Hani, sohibku atlet Volly yang sedikit tak nyaman dengan keadaan cabang olahraganya itu.
“Hmm,iya sih aku ngerti. Tapi kan bentar lagi mereka lulus. Nah kita-kita yang bakal jadi seniornya disini.” Aku berlagak.
“iya sih, aku harap juga gitu. Tapi ntar kalo kamu udah jadi senior jangan seperti itu ya! harus disayang dan dikasih tau bener-bener adik yuniornya, contohin cara latihan dan belajar yang rajin!”
“Iya.iya. tenang aja. Rinda ini kan orangnya rajin, semangat, baik hati, tidak sombong dan pastinya  penyayang. apalagi sama yang namanya Hani !! hahaha” aku menggoda.
“alah.alah..rin mulai lagi kan lebay nya!!”
“hahaha,,ntar kangen loh sama kelebihan aku...wkwk. keluar dikit gak papa kali” canda ku.

Teeett.teeettt. bel masuk berbunyi.
Dikelas kami duduk sebangku. Karena asrama, Kemanapun kami bisa selalu bersama. Makan lebih sering sepiring berdua. Dia yang antre ambil makan, aku yang nyuci piring. Kadang sebaliknya. Aku nyuci baju, dia yang bilas,  jemur nya bareng-bareng. Mandi kadang-kadang juga berdua,hehe. Kecuali jika jam latihan sore khusus cabang olahraga masing-masing.
 Ba’da isya kami nonton bareng sama anak -anak yang lain diruang TV, jika tak belajar atau main dikamar sekedar untuk bercerita tentang hari itu. Kami sangat dekat. Entah sejak kapan kata ‘sahabat’ menghampiri kami. Tak hanya saat senang maupun susah, saat marahan pun telah kami lalui sejak masuk disekolah ini. Baru kali ini aku merasa sangat menyayangi seorang sahabat. kami saling memahami satu sama lain. Walaupun terlihat ceria, tapi dia tetap tau apa yang sebenarnya aku rasakan. 3 tahun kami bersahabat. Hidup di asrama tak seenak yang dikatakan orang-orang. tapi ada satu alasan yang menjadi tujuan utama dan membuat kami bertahan. Kami merantau dan akan benar-benar berjuang disini. Kami tidak akan mengecewakan keluarga dirumah. Kami akan membuat mereka bangga dengan prestasi gemilang. Ya, untuk menjadi atlet profesional. Mengharumkan nama Indonesia di kanca Internasional. Siapa yang takkan bangga dengan itu?


“Rin, besok ayah atau ibu kamu yang ambil pengumuman kelulusannya?” tanya Hani.
“emm, kayak nya ayahku. Kalo kamu?”
“dua-dua nya.hehe” jawab Hani yang memang anak semata wayang orangtuanya itu.
“eh, bawain makanan srikaya,ya! Bilang mamamu aku pesen,hehe”. Aku memang sering  dibawakan mama nya makanan. Mamanya sudah kuanggap seperti ibuku sendiri. maklum orangtua ku sangat jarang datang ke asrama untuk menjenguk atau sekedar kasih uang jajan. Ujian Nasional pun  telah kami lewati. Besok adalah hari akan dibagikan kelulusan. Sekaligus keputusan akhir akan melanjutkan kesekolah mana yang di inginkan.
Hari itu pun tiba. Setelah wali murid masuk ke kelas. Kami hanya menunggu diluar. Gugup, hasil apa yang akan kami dapatkan. Ternyata, kami semua lulus dan akulah yang mendapat peringkat terbaiknya. Aku memutuskan untuk tetap melanjutkan ke SMA itu.
“ehm.ehm. ciee yang dapet juara umum. selamat ya!” sapa sohibku, Hani.
“hehe.. iya.iya. makasih. Kamu juga deh selamat udah dapet nilai terbaik juga.” aku tersenyum. “Jadi lanjut kemana nih, lanjut kesini aja lagi, han, bareng sama aku” harap ku. “loh,,kenapa lu han??kok mewek?”. Tanyaku, setelah melihat air mata yang tiba-tiba saja mengalir di pipinya.
“gak apa-apa kok. Tadi mamaku bilang aku udah didaftarin ke SMKN 3 Palembang, rin. Jadi aku gak lanjutin disini. Maaf ya. Mungkin besok aku udah keluar dari asrama. Dan malam ini beresin barang-barangnya” ucapnya sambil menghapus air mata.
“hah, serius han?? loh.loh, kok cepet banget” aku sedikit terkejut dan sebenarnya sangat sedih.
“iya,rin. Malem ini pokoknya kamu harus bantuin aku! sekalian tidur dikamar aku aja,ya.”
“hem,,iya deh. Tapi pokoknya harus ada makanannya ya!”
“hhuu...mau nolongin aja ada maunya!”. Protes Hani.
Aku tertawa sambil mengejeknya. Lalu diam. Mulai terbayang  kenangan yang pernah kami lakukan selama 3 tahun terakhir. Mulai bertanya, akankah dimasa yang akan datang aku dapat lebih merasakan arti persahabatan lagi. Mungkin, malam ini akan menjadi akhirnya. menanti apa yang akan terjadi. saat ia pergi meninggalkanku didepan asrama, dia masih tetap tersenyum, mengerti apa yang kami rasakan itu sama.
“nih,,boneka bantal buat kamu,dijaga ya..itung-itung sebagai pengganti bantalku yang sering kamu pake buat nangis.hehe” aku mencoba tak terlihat sedih.
‘hahaha. Rin,rin,, apa-apan sih.. biasa aja kali.. iya aku jaga, gak bakal pergi kemana-mana deh dia,hehe”. jawabnya sambil tersenyum.
“hmm...iya! ntar disekolah baru jangan lupakan kami yang disini,ya! harus pintar memilih teman pergaulan biar gak celaka, trus belajar yang bener, gak boleh menyerah, harus terus semangat, dan apapun yang terjadi harus tetap melakukan dan menjadi yang terbaik!” aku berpesan.
“hmm,, oke bos cerewet! Siap untuk melaksanakan!! hehehe”. Hani bergaya sambil menghormat
Entah mengapa, ternyata itu adalah hari terakhir kami akrab. Sekarang kami telah menjadi siswa SMA. Dengan sekolah yang berbeda. Ternyata untuk menemukan seorang yang benar-benar sahabat saja sangat sulit didunia ini. hari-hari ku terasa kurang. Aku sangat merindukan sahabat dan persahabatanku. Meski aku mempunyai teman-teman yang baik dan kutemui setiap hari. ya, mereka temanku, tidak sahabatku.


“mungkin sekarang Hani lagi kumpul-kumpul sama  teman barunya ya, bel. Jalan bareng ke mall, kesalon, karaoke-an.hehe. gak kayak kita disini,setiap hari hanya latihan,latihan dan latihan” curhatku pada Bella teman dekat yang sering juga bermain denganku dan hani.
“iyah,rin asik yaa..tapi emang udah sibuk banget ya dia sekarang, udah jarang banget ngasih kabar. Pasti sibuk banget sama sekolah barunya, bimbelnya, latihannya dan apalah. Tapi emang ngangenin banget, plus salut sama tu anak. Aku lihat di akun twitter nya aja udah berubah banget gayanya. lha kita, tinggal dikota masih suka ketinggalan”. Bella mengeluh.
“haha, gak papa lagi bel, yang penting cita-cita kita dulu yang harus digapai. Kalo udah sukses kan apa-apa pasti mudah lah”
“iyah, Rin. semoga apa yang kita rencanakan bisa terwujud ya. Yakin dengan takdir yang akan diberikan oleh Allah pasti itu adalah yang terbaik. Yang penting belajar dan latihan yang rajin. dan pastinya harus terus beribadah”. Kami sepakat dan harapan pun kami amini.
“yaudah yuk masuk kamar udah jam 9 nih, ntar kena oceh ibu asrama jam segini masih nangkring depan TV. Besok kayaknya jadwal jogging mantap banget !! ” ajak bela yang sedikit cemas dengan jadwal latihan besok. dan pastinya sudah harus siap dikejutkan dengan gedoran pintu sang penjaga asrama. hehehe


Empat tahun berlalu. Harapanku tetap sama. Aku yakin suatu saat kami akan bertemu dan  bersama lagi, bercanda lagi, berbagi cerita lagi. Rasanya ada berjuta kisah yang ingin kuceritakan padanya. Entah kapan itu terjadi. Entah ia masih menginginkan nya atau tidak. Entah aku yakin atau tidak jika ia juga merindukan kenangan itu. Rasanya itu sulit, meski kadang bertemu atau bersapa di jejaring sosial.
 Mungkin  berlebihan. Tapi aku menyadari bahwa sampai saat ini dia masih  sahabat terbaikku. Asrama, sekolah, musholla, ruang makan, tempat latihan menjadi saksi bisu kisah persahabatan kami. Ya, persahabatan lucu dan konyol seperti tokoh kartun Spongebob dan Patrik  itu,  takkan pernah kami lupakan. Sampai kapan pun. Sampai kami sukses. Dan sampai kisah ini hanya menjadi  kenangan.
Sampai jumpa kenangan, aku merindukanmu. semoga kita kan tetap bisa melukis kisah kita. Bahkan dalam keadaan yang lebih membanggakan dan kisah yang lebih  menakjubkan. J