Kamis, 25 September 2014

Titip Rindu ..


Memori ku penuh dengan sosok lelaki paruh baya itu. teringat dengan semua yang pernah ia korbankan untuk ku. Mata ku tak kering membendung air nya, seakan deras menghujam qolbu. Tuhan, sempatkah aku menjadi apa yang ia inginkan? Akan kah selalu aku jadi bahan cerita kebanggaan nya?? Hatiku pilu mengingat itu, angka yang lebih dari setengah abad, merujuk pada sisa waktu yang masih ku miliki. Wajah itu. Wajah yang slalu ada dalam nafas doa ku. Sorot mata penuh asa, dan suara yang kini jarang lagi terdengar. Dalam hening , hanya rindu itu yang masih berteriak ...

Di mata mu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di kening mu
Kau nampak tua dan lelah, keringat terkujur deras
namun kau tetap tabah
Meski nafas mu kadang tersengal, Memikul beban yang semakin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipi mu gambaran perjuangan
Bahu mu yang dahulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkah mu kadang gemetar, kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita, tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anak mu sekarang banyak menanggung beban  -EbietGAde

Tidak ada komentar:

Posting Komentar