Kamis, 27 Desember 2018

DI SEWA / DI JUAL RUKO 2 LANTAI Lokasi Banyuasin, SUMSEL



TEMPAT STRATEGIS, HARGA EKONOMIS, KEUNTUNGAN OPTIMIS.
persaingan ekonomi semakin meningkat, wirausahawan pun semakin gencar mencari peluang. selain produk yang akan dijual tempat yang strategis juga menjadi prioritas kemajuan usaha. salah satu tempat di daerah kecamatan Tanjung Lago kabupaten Banyuasin merupakan sebuah wilayah yang tengah bergerak menuju kemajuan di kawasan perindustrian sumatera selatan. salah satunya yaitu Desa Sukadamai. daerah ini sering disebut dengan daerah jalur/trans karena ditilik dari sejarahnya pada era tahun 80-an tempat ini menjadi pusat kawasan transmigrasi masal masyarakat dari pulau Jawa. maka tak heran jika kawasan ini menjadi target utama bagi siapa saja yang ingin memulai usaha dengan peluang yang lebih banyak. tidak hanya itu, kawasan ini tengah menjadi sorotan pemerintaH daerah maupun provinsi karena dekat dengan pelabuhan Tanjung-Api dan merupakan area perindustrian. pelabuhan kedua setelah pelabuhan Boom Baru di Palembang yang dipastikan akan mengalami kemajuan disetiap pergantian waktu.


lokasi : Jl. Tanjung Api-Api KM.34 Desa Sukadamai Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin
Info Harga 
Hubungi :
No. Hp : 082389385053 / Tn. Wanto
WhatsApp : 087794777317

Sabtu, 09 Desember 2017

KEMI, Dari cinta kebebasan yang tersesat, Menyusuri Jejak Konspirasi, hingga Tumbal Liberalisme.




Bismillah.
Asalamualaykum gaesss, setelah sekian lama akhirnya ane sempet juga buat-buat yang kayak gini. Sebenernya niatnya ane mau buat resensi gituu, itung-itung pemanasan buat garap tugas akhir mahasiswa semester tua tapi,, tiap mau nulis selalu aja bawaannya pengen cerita (:D). Resensi itu biasanya buku-buku nonfiksi kan, nah karena ane baru selesai baca novel alias fiksi, jadi ya gitu, nulis ini dengan gaya yang super santai dan jauh dari kata ilmiah (wkwk). Eitss.. meskipun fiksi, tapi ini bukan cerita novel biasa loh, karena manfaatnya emang lagi dibutuhin banget sama kita-kita mujahid yang cinta agama dan tanah air! Hehe. Pokoknya, tidak ada yang tidak Allah berikan hikmah, asalkan kita mampu dan mau mengambil pelajaran.
Novel unik karya Adian Husaini ini berjudul KEMI yang terdiri dari tiga seri. Intinya, ini merupakan kisah pergulatan batin dan pemikiran para aktivis liberal di suatu negeri (menurut ane sih Indonesia banget) yang sudah pasti sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam. Dan menurut ane, bukan gak mungkin Proyek Liberalisasi memang benar-benar ada dijalankan di Indonesia. proyek liberalisasi??
Jadi gini,, si Kemi ini adalah seorang santri cerdas disuatu pesantren. Bersama sobatnya yang bernama Rahmat, mereka udah mulai dipersiapkan oleh Kiai Rois untuk menjadi guru dan pengurus pesantren tersebut. tapi tiba-tiba Kemi meminta izin pada pak Kiai untuk bisa melanjutkan kuliah di Kota. meski telah diskusi panjang dan pak kiai agak berkeberatan, Kemi sudah bertekad dan memutuskan untuk tetap pergi. Setelah sekian bulan, Rahmat kebetulan mengantar adiknya ke kota dan janjian untuk temu kangen sama Kemi. Alhasil, diskusi terjadi dan perdebatan tak terelakkan. Disini yang ane suka, novel ini bukan melulu tentang kisah dengan bahasa sastra yang indah saja, tapi novel ini isinya argumen semua! Lebih tepatnya, argumen yang disajikan dalam bentuk cerita. You know that, argument itu dibuat pake data yang valid alias gak fiksi. jadi kita bisa dengan mudah mencerna  pemikiran liberal yang dihadapkan dengan aturan-aturan Islam, kita lebih paham cara pemikiran liberal yang mudah masuk ke nalar kita dengan istilah-istilah yang kekinian. Dan disitu ane bener-bener paham, ternyata jeratan angan-angan dan gurita liberalisme dapat menyerbu kapan saja, tiap detik yang tanpa disadari menghancurkan aqidah dan keimanan kita. Na’udzubillah.
Lanjut, si Rahmat pulang ke pesantren dan menceritakan perkembangan Kemi kepada kiai Rois. Kiai paham akan permasalahannya. Dengan musyawarah dan istikarah, maka Rahmat pun diberikan misi untuk membawa Kemi ‘pulang’ kembali. Tidak tanpa persiapan, beberapa hari sebelum berangkat, Rahmat ‘di godok’  lebih matang agar siap ‘bertempur’. Rahmat diberikan banyak buku tentang pemikiran liberal berikut dengan kritik nya dari sudut pandang Islam maupun lainnya. Rahmat di didik untuk cepat dan kritis menanggapi isu-isu nasional maupun internasional, dulu maupun sekarang. nahh, disini yang ane suka juga. Disini ane paham, kalo kita memutuskan untuk berjuang turun dalam satu medan tertentu, kita kudu punya persiapan matang. Kita kudu tau kapasitas diri kita sendiri, bekal apa yang wajib kita miliki. Kita kudu menguasai ilmunya! Bukan niat, kalo Cuma ada niat doank.
Kemi di-kuliah-kan di satu universitas lintas agama, dan pastinya pemikiran yang diajarkan adalah yang sekuler. di-kuliah-kan yang artinya di bayarin. ceritanya, Kemi ini di sponsori oleh lembaga-lembaga asing yang ternyata bagian dari proyek liberalisasi di Indonesia. ya, proyek liberalisasi. jadi Kemi ini ‘di rekrut’ masuk ke dalam jaringan untuk bisa menyebarkan paham-paham liberalisasi di Indonesia. kenapa Kemi? Nahh ini juga yang ‘ternyata’, ternyata sindikat memang mencari orang-orang seperti Kemi. selain cerdas dan punya cara kerja yang top, jangan lupakan kalo dia adalah seorang santri. Ya, mereka memanfaatkan personal branding! jadi dapat dikatakan, seorang santri/ulama (yang makanannya tiap hari ‘kitab-kitab’) nyatanya berpikiran pluralis, mempelopori Islam toleransi tingkat tinggi, yang ‘legowo’ kalo semua agama didunia itu sama benarnya, menilai agama lain tidak dari sudut pandang agama tertentu saja, kesetaraan gender, kaum homo-lesbi pun diperjuangkan hak seksualitasnya. Bahkan, ada yang sengaja disekolahkan di sekolah Islam untuk merusak ajaran Islam itu sendiri. kayak Snouck Hurgronje yang belajar Islam, tetapi sebagai alat penjajah agar mudah menaklukkan bangsa.
 Jadi Kemi ini kerjanya buat proposal-proposal gitu, nanti di ajukan dan dicairkan dana nya. terus dibuat semacam seminar-seminar, ‘pelatihan pemikiran’, dan diskusi-diskusi tentang liberalisme yang humanis non-fundamental. Ia diberi fee plus ketenaran seantero publik. Jangan tanya ini dana nya darimana, ya dari negara yang menggaungkan paham liberalis lah! hehe. Tak jarang juga, dana-dana asing itu disalurkan ke pesantren-pesantren sebagai bentuk bantuan asalkan para kiai dan santri menerima dan mengikuti segala bentuk kegiatan liberalisme bertopeng Islam moderat yang rahmatan lil alamin. Nah, udah pada tahu kan kalo mau merusak suatu bangsa salah satunya yaa masuk ke dalam sistem pendidikan! Dan menyebarkan ilmu atau pemikiran yang salah, bisa bayangin gak itu gimana efek dan dosanya ??-_-
Rahmat sebenarnya jadi calon korban selanjutnya juga, ia ditargetkan untuk masuk kedalam jaringan sindikat karena kecerdasannya yang membawa keuntungan untuk proyek liberalisasi di Indonesia. Tetapi Rahmat, sudah paham betul dengan apa yang Ia hadapi. Ia sudah mempersiapkan diri sebelumnya dan terus dibimbing oleh pak Kiai Rois. Dia juga selalu berdoa, “ya Allah, tunjukkan lah kepadaku yang benar itu benar dan berikanlah kemampuan kepadaku untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah yang bathil itu bathil, dan berikanlah kemampuan untuk menjauhinya.”  Alhasil, setiap diskusi yang ada, Rahmat selalu mampu menjinakkan bahkan menelanjangi logika-logika liberalis hingga akhirnya, Rahmat dianggap sebagai ancaman dan Kemi dianggap telah gagal menjaring Rahmat. Kemi, yang merasa benar dengan pemikiran liberalisnya, merasa ‘ikhlas’ melakukan penyebaran-penyebaran paham liberal meski tidak sadar bahwa sedang ditipu. Daaan, disini lagi yang ane ambil pelajaran. Ternyata sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas pasti akan dilakuin dengan tekun meskipun kenyataan sedang sulit. seorang liberalis yang materialis, gak akan mau kerja kalo gak ada duit. Jadi kerja gak mau susah, kalo susah duit nya juga kudu gede. Sampai-sampai menggadaikan idealis dan negara Cuma untuk keuntungan sendiri yang sebenarnya sedikit!. Nah ini, yang dicontohkan oleh para pahlawan. Kenapa mereka gigih memperjuangkan kemerdekaan meskipun itu sulit berdarah-darah bahkan bertaruh nyawa, karena mereka ikhlas! Ikhlas untuk kebaikan negeri tercinta dan seluruh umat Indonesia. suatu nilai moral yang agung yang membuat bangsa Indonesia tidak mudah ditaklukkan. Faktanya, umat Islam menjadi ancaman potensial bagi penjajah, karena punya ajaran jihad yang amar ma’ruf nahi munkar semata-mata ikhlas ridha karena sang Ilahi. Jadi wajar saja, sejak dulu umat Islam selalu dideskritkan. Di seri kedua novel ini, bercerita tentang misi menemukan kembali Kemi yang hilang. Dengan adanya satu ‘tim’ yang solid, ini bukan sekedar misi pencarian melainkan menyusuri jejak konspirasi proyek liberalisasi di Indonesia. para tokoh mencoba mencegah jaringan tersebut yang nantinya pasti akan menjadi fitnah untuk agama Islam. disini ane ngerasa kok ya ane banget, keinget sama film ‘Alif Lam Mim’ juga, dimana selalu mengharuskan adanya kerja strategis dibeberapa lini, ya itu; da’i, penegak hukum&politisi, dan jurnalis/media massa. Kisah cinta? Ada juga kok bagiannya di novel ini, lebih so sweet dari kata mutiara di akun-akun jomblo pastinya (wkwk).
Seperti human traficking, Kemi dieksploitasi kemampuannya untuk kepentingan bisnis liberalisasi. ia seperti ‘dijual’ , dieksploitasi tanpa sadar, dan ketika sudah tak berguna maka akan dihabisi nyawanya. Begitu, si Kemi pun di aniaya sampai beberapa bulan lamanya tidak sadarkan diri, ia diculik dan dibawa ketempat tertentu, dikembalikan, untuk kemudian dibunuh secara perlahan. Tumbal! Siapa saja yang yang terlibat tidak akan mudah untuk keluar. No free lunch, guys! Yang udah dinikmati, harus dibayar. Yang mengancam, harus disingkirkan. Membunuh atau terbunuh.
Well, begitulah kira-kira cerita singkatnya. Yang jelas, ane nulis ini Cuma lagi pengen aja hari ini, pengen mulai belajar menerapkan didikan kiai Rois kalo abis baca buku emang bagusnya langsung ditulis, dirangkum pake bahasa sendiri biar ngerti. Pelajaran lain juga, setiap ilmu itu adalah peliharaan yang harus diikat, dan ikatannya adalah dengan dituliskan. Bahkan, tradisi ulama kita, tidak melewatkan hal-hal kecil yang dilakukan guru-guru. Semua dicatat sehingga dikemudian hari dapat dijadikan pelajaran untuk generasi setelahnya. Pengen juga jadi bagian dari perubahan dan kemajuan dengan banyak menulis. ingin jadi tentara nya Allah yang baik kualitasnya, bukankah tinta ilmu ulama sama nilainya dengan jihad pedang di medan perang? meski sedikit dan masih belajar, setidaknya ayokk usaha terus untuk menjadikan diri lebih baik. (hehehe, curcol deh)
Banyak hal yang tersadarkan dari hikmah novel ini, tentang strategi musuh Islam melalui perang pemikiran yang sudah sangat nyata saat ini, tentang ilmu dan idealisme, tentang hubungan dan hakikat manusia dengan Allah yang maha mengendalikan, tentang keterbatasan manusia, tentang sempurnanya ajaran-ajaran Islam, tentang umat Islam yang dituntut kualitasnya, tentang jihad fii sabilillah, tentang cinta, keikhlasan dan masih banyak lagi. Semoga apa yang ane tulis bisa bermanfaat, kalo kurang silahkan dibaca dan perbanyak membaca buku lain juga ya gaesss, kemudian ambillah hikmah sebanyak-banyaknya! Jazakallah.


(Banyuasin, 09 Desember 2017)

Jumat, 30 September 2016

Menghilang

Indah,,Fitri... buruan udah ada Pak Bas dikelas!!”
“ehh.., iya.iya!!” jawaban kompak menyahut. Gadis satu sibuk menghabiskan minumnya dan yang satu segera memburu ibu kantin untuk membayar.
“bu,bu.. bakso nya dua, es jeruknya tiga!” gadis itu menyerbu sambil menyodorkan uangnya.
“aduh, neng uangnya kurang tujuh ribu nih” balas bu kantin
“ya ampun, kurang? Duh, ntar bu ya, ntar pulang sekolah saya kesini lagi bayar tujuh ribunya, oke,bu? Makasih ya buu!” ia meyakinkan dengan tampang memelas dan bergegas meninggalkan ibu kantin yang meng-iyakan permintaannya.
“duh, Fit.. telat lagi, bakal di marahin sama pak bas nih! Mana tadi uang ane kurang lagi!”
“hah, kurang.. yaudah ntar pake uangku aja bayarnya. Yang penting sekarang gimana nasib kita sampe dikelas ntar!”. Keduanya berlari sambil berdoa. Sesampainya dikelas, siswa lain terlihat serius menulis di lembar kertas masing-masing. Dan Pak Bas asyik mondar-mandir mengawasi siswanya bekerja.
“duh, udah mulai, Ndah. Gimana dong nih” Fitri terlihat enggan untuk masuk ke kelas.
“hm, iya,ya. Yaudah masuk aja yuk! daripada kita gak ikut ulangan” Indah menarik tangan Fitri menghampiri Pak Bas yang setibanya sudah menggeleng-gelengkan kepala.
“Asalamualaykum,Pak. Maaf kami telat tadi abis makan dari kantin, pas mau bayar uangnya kurang” sontak seisi kelas tertawa memecah keheningan mendengar alasan polos milik Indah.
“tenang.tenang! kembali bekerja!” perintah Pak Bas. “kalian ini, sudah tau hari ini akan mid semester, seharusnya bisa stand by dikelas lebih awal. Ya sudah, kembali ke tempat duduk kalian dan kerjakan soal yang sudah dibagikan!”
“baik, Pak. Terimakasih” jawaban kompak kembali Indah dan Fitri balas.
Bel pulang berbunyi. Lingkungan sekolah kembali dipadati kerumunan siswa. Ada yang bergegas pulang, ada yang sibuk dengan organisasi masing-masing, dan ada pula yang masih sibuk nongkrong dikantin sekolah.
“Fit, pake uang mu dulu ya. Tujuh ribu aja, ane mau bayar uang yang kurang tadi”
“oh ya, ini nih. Ane tunggu di mushola ya, jangan lupa bentar lagi sholat Ashar, lho!”
“oke!” Indah membalas dan segera menuju kantin.
Setelahnya suara adzan berkumandang. entah milik siapa suara merdu itu sampai pada puluhan pasang telinga yang ada disekolah. Membuat suasana mushola menjadi hiruk dan pikuk dengan antrean di tempat wudhu. Walau langit mulai terlihat jingga, tetap saja sekolah itu masih ramai karena aktivitas ektra sekolah yang sangat aktif. Bada’ Ashar, kembali aktivitas berlanjut.
“Fit, tadi siapa ya yang adzan? Merdu banget suaranya, pasti ngajinya juga bagus tuh” Indah membuka percakapan yang hanya tinggal dirinya dan Fitri yang ada di mushola.
“kayaknya yang adzan tadi kak Azam. Suaranya emang bagus, kan dia vokalis band sekolah kita juga” jawab Fitri yang tak asing lagi.
“oh, kakak kelas tiga IPS satu itu ya. Penampilannya emang sederhana sih, tapi gak nyangka punya kelebihan lain dari yang lain. Salut! hehe” Indah memberi penilaian tanpa diminta. Mendengar itu, Fitri hanya tersenyum dan kembali fokus pada tab miliknya.
Indah dan Fitri sedikit berbeda dalam karakter. Indah gadis yang supel dan terbilang polos sedang Fitri gadis yang lebih banyak diam dan terbilang dewasa dari Indah. Mereka pun tak pernah berencana untuk bersahabat. mungkin hanya kata ‘hei’ jika berpapasan. Tapi organisasi yang sama membuat pertemuan mereka terjalin kontinyu, kata rindu pun bersambut jika ada hari tanpa kehadiran salah satunya. Indah dan Fitri adalah gadis yang sama ramahnya dan betah berlama-lama di mushola. Ya, bukan hanya karena mereka terlibat rohis sekolah tetapi karena diskusi yang kerap terjadi.
“Ndah, kamu pernah suka sama seseorang?”
“hmp? Perrnaahh ,,sih. Tapi udah gak mikirin yang kayak gitu lagi. Udah lupa rasanya suka sama seseorang.hehe. emang napa, Fit? Tumben nanya yang begituan.”
“hihi.. gak papa, ane Cuma nanya aja kok.” ujar Fitri yang membalas sifat terbukanya Indah.  “yaudah yuk, tugas dari rohis udah selesai nih. Kita pulang sekarang” ajaknya.
“ehh, sebelum pulang mampir ke warung si Neng yah, ane laper pengen gorengan. Tapi pake uangmu lagi nih.hehe”
“hemm..oke.oke!” Fitri menurut. “Ndah,Ndah.. buruan mau hujan nih, ntar pulangnya kemaleman!” Rintik hujan membasahi jilbab Fitri yang menunggu di sepeda.
“oh, ya. Oke.oke Fit! Langsung caw kerumah ya!” melesat keduanya dengan sepedanya masing-masing. Setibanya dirumah, Indah segera mandi dan membuka laptop. Ditemani secangkir susu coklat dan sepiring gorengan yang baru dibelinya tadi. Suara hujan yang merileks-kan kembali kepenatan hari itu mendorong membuka lagi akun Facebook yang tadi malam tak sempat di logout. Tiba-tiba ia teringat pertanyaan sobatnya yang disusul dengan sosok sang pengumandang adzan waktu Ashar tadi. Deg, ia merasakan hal yang ganjil kali itu. Ia berusaha untuk tak mempedulikannya.
“lihatlah Fitri, Indah! Dia yang lebih kenal dengan sosok kak Azam saja, terlihat biasa-biasa saja. Masa’ kamu baru tau tadi udah ngerasaain yang aneh-aneh? Stop.stop.stop!” Indah berbicara pada dirinya sendiri. Ia dan Fitri memang terbiasa di musholla, biasa pula bila tertangkap sosok kak Azam di mata tanpa sengaja. Semua memang terasa biasa saja, tapi mungkin lain untuk sekarang, bagi Indah.
“Pagi... Indah!!!” Fitri menyapa di gerbang sekolah. Ia sengaja menunggu Indah agar bisa bersama menuju ke kelas.
“Eh,, pagi juga Fitri ku sayang!!” Indah langsung menggandeng tangan Fitri sahabat yang sangat disayanginya sambil berjalan menuju kelas. Melihat senyum tulus dan mata sipit milik Fitri membuat Indah sadar. Betapa bersyukurnya ia memiliki sahabat seperti Fitri.
Langkah sengaja terhenti. Indah dengan fokusnya melihat info terbaru di mading. Kemudian beralih ke halaman sekolah, disana seluruh siswa kelas tiga dikumpulkan dan terlihat kepala sekolah sedang memberikan arahan. Satu sosok yang membuat keduanya membisu sejenak. dan angin begitu saja berhembus, gugur daun pohon melayang dihadapan keduanya. Indah yang pertama kali beranjak, di lihatnya Fitri dengan tatapan khas miliknya. Ke satu arah yang sama dilihatnya tadi, kemudian beralih.
“ayok, Ndah! Lanjut ke kelas” Fitri melangkah dulu
“a...yok!!” sahut Indah dan sesuatu yang difikirkannya.

Hari-hari berlalu dengan indahnya persahabatan mereka. Mudah sulit sudah dirasa, sedih senang pun sudah biasa. Tak ada yang tersembunyi, keduanya saling mengerti. Pun tentang perasaan mereka sendiri. Indah memang mengagumi sosok kak Azam yang di ketahuinya lewat Fitri. tapi ia tahu, bahwa Fitri sebenarnya juga telah lebih dulu mengagumi sosok yang sama. wajar memang jika mereka memiliki rasa itu. Meski belum pantas, maka tak pernah pula untuk mengatakan hal apapun tentang itu. Rasa itu hanya akan tersimpan, pun hingga menghilang.

Rabu, 01 Juli 2015

Idolaku, who are you?



Asalamuallaykum wr.wb
Agan-agan yang ane banggakan :D
apa kabar hati? Semoga selalu bersih.  Gimana kabar cinta? Semoga selalu berpeluh rindu pada-Nya. kabar iman? Semoga kian meningkat yahh! Ohya, kabar agan ndiri gimana? Smoga rahmat dan kasih sayang-Nya slalu menyertai ;)
postingan (bukan untuk menggurui) kali ini, ane kepengen kepo dikit nih tentang sosok yang kalian idolakan. Siapa sih dia? Apa sih yang ngebuat kalian terkagum-kagum sampe segala hal tentangnya pun diselipkan disetiap aktivitas? Hmm, jawabannya pasti macem-macem. Mulai dari wajah yang ganteng/cantik, suaranya bagus, gayanya yang cool, prestasi yang gemilang dan sebagainya. Dan pasti apapun yang ada pada dirinya ingin sekali kita tiru. Wah, berarti siapa yang kita idolakan adalah sosok yang sangat berpengaruh bagi kita ya, karena (bisa jadi) separuh kita adalah dia.
kalo dipikir-pikir, berarti kita jangan sampe keliru dong milih idola? Ya gak ada salahnya kok mengidolakan seseorang karna hal-hal yang menarik hati, malah jangan sampe kita gak punya idola dalam hidup ini! Tapi ya itu tadi, karena tokoh yang kita idolakan (tanpa disadari) dapat berpengaruh besar terhadap aktivitas bahkan kelakuan kita sehari-hari, kita harus benar-benar memahami apa dan siapa yang menjadi pilihan dalam hidup kita (termasuk pasangan hidup nih :D). Misalnya karena  prestasi yang dicapai tokoh tersebut,  kita jadi termotivasi untuk bisa meraih prestasi yang serupa.  Intinya, ada segi-segi dari tokoh tersebut yang dapat kita ambil manfaatnya untuk diri kita sendiri, tentu perubahan kepada yang lebih baik. Karena perubahan adalah hal yang akan terus kita lakukan, agar kita tak mudah terwarna oleh dunia yang sifatnya semu, salah satunya punya tokoh idola yang dapat dijadikan teladan.
Trus, idola yang gimana sih yang layak dijadiin idola? Ada gitu yang sempurna buat dijadiin teladan? Jawabannya tentu ada! Dialah Rasulullah SAW satu-satunya manusia sempurna sang kekasih Allah SWT. Semua ada pada dirinya. Dari akhlak yang mulia sampai prestasi-prestasi yang telah ia capai dalam penyebaran Islam.Tapi kan kita gak pernah ketemu? Jangankan ketemu, liat wajahnya aja kagak pernah, gimana mau nge-fans?? Ya. emang kita gak pernah ketemu dan kenal dengan ngeliat langsung. Tapi tak melihat bukan berati tak kenal bukan? Banyak cerita dan hadis yang mengisahkan tentang bagaimana sosok Muhammad yang mulia karena akhlaknya yang terpuji. Memang kita bukanlah manusia istimewa seperti kenabiannya. Tapi ia adalah salah satu yang diutus-Nya untuk menjadi teladan bagi kita umat Islam yang sudah sepatutnya kita idolakan. Karna ada manfaat besar-besaran kalo dia udah ada separuh dalam diri kita (wehehe). Selain itu ada juga para sahabat dan  generasi-generasi pemenang yang dengan gagahnya mengukir sejarah dengan tinta emas yang kini masih tetap berkilau. seperti ke-empat khalifah sahabat nabi, khalid bin Walid, Muhammad Al-Fatih, dan yang lainnya. Wahh, coba deh dicari buku-buku tentang mereka, dijamin ada sesuatu yang menggugah :D
Disamping banyaknya tokoh-tokoh Islam yang keren abis, ada juga tokoh wanita Islam yang tak kalah hebat. Dibalik jilbab yang anggun, mereka tetap wanita yang tangguh dengan nilai-nilai hidup yang luar biasa. Kita sebagai perempuan, juga harus mempunyai tokoh idola dari kalangan perempuan juga. Agar kita tahu, bagaimana seharusnya menentukan sikap sebagai seorang muslimah yang sesungguhnyaJ . silahkan dipilih mau yang mana, dari hadis riwayat Bukhari dan Tirmidzi sebaik-baik perempuan di alam semesta ada empat yakni : Khadijah istri utama Rasul, Fatimah putri Rasul, Asiyah istri Fira’un dan Maryam ibu nabi Isa (silahkan dicari&dibaca buku2nya^^). Wihh, siapa sih yang gak kepengen masuk surga? Masa’ iya ada yang pengen ke neraka-__- memang, kadang kita ngerasa gak pantes jika mendapat surgaNya, tapi apa kita juga mau dan tahan dengan super panasnya neraka jahanam milik-Nya?  apalagi kita wanita, yang disabdakan Sang Nabi sebagai kaum yang paling banyak ditemukan dineraka!L kita tak pernah tau, tetapi tugas kita adalah berusaha ikhlas beribadah dan menjauhi larangan-Nya, dan Dia pun akan memberikan apa yang sepantasnya untuk kita.
Okedeh,kalo gitu ane pengen nge share juga poin-poin karakteristik yang bisa diambil dari keteladanan mereka wanita ahli surga. Karena teladan yang diberikan bukanlah suatu yang sulit kita capai jika iman dan taqwa sebagai landasannya;) insya Allah.
Ø Taat ibadah (Q.S.Adz-Zariyat:56). Sudah sepatutnya kita sebagai hamba Allah menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. seperti Maryam ibu Nabi Isa yang mengabdikan hidupnya hanya untuk Allah SWT dengan beribadah, berdzikir, berpuasa dan menjaga kehormatan selama di Baitul Maqdis (Masjidil Al-Aqhsa). Ketaatan ibadah seorang putri dari keluarga Imran ini patut diteladani. Perlu diingat, tujuan dari penciptaan manusia hakikatnya adalah untuk mengabdi kepada Allah tanpa pula mengesampingkan urusan didunia.
Ø Berbakti kepada orang tua (Q.S. Al-Isra :23-24). Orang tua adalah yang paling tulus mencintai kita tanpa mengharapkan imbalan apapun. Menjadi anak yang soleh-soleha adalah pilihan yang seharusnya kita ambil. Karena hanya doa anak yang soleh lah yang kan membantu orangtua di akhirat. Layaknya Fatimah Az-Zahra yang slalu merawat dan menyayangi ayahnya Rasulullah, ia selalu membela ayahnya saat didzalimi oleh kaum Quraisy dan turut membantu dakwah sang ayah
Ø Menjaga kehormatan dan menutup aurat (Q.S. Al-Ahzab :59). Allah tidak membuat aturan melainkan untuk kebaikan kita sendiri. jika telah baligh perintah berjilbab adalah wajib tanpa harus menunggu apapun dulu. Menutup aurat secara keseluruhan, dan tidak memancing syahwat yang bukan muhrim. Dengan berjilbab, Allah telah melindungi kehormatan wanita dan meninggikan derajat wanita dalam Qur’an Surah An-Nisa. menjadi istri dari fir’aun, tidak membuat Asiyah goyah keimanannya. Ia tetap dilindungi Allah dari kekejaman suaminya sendiri. ia tetap menjaga kehormatannya, dan tetap mempertahankan aqidah sampai di akhir hayatnya.
Ø Patuh pada suami (Q.S. An-Nisa:34). teruntuk yang udah nikah nih, bahwa surga istri ada pada ridhanya suami. Ketaatan istri pada suami lebih utama dibanding orangtua, tentu taat pada yang haq. Khadijah istri utama Rasul sangat mencintai Nabi, ia sosok istri yang menempuh jalan setia pada suaminya tatkala tak seorangpun yang mempercayai Nabi, dialah yang selalu berusaha menenangkan dan menyenangkan perasaan suami tercinta.
Ø Pandai menjaga lisan (Q.S. Al-Hujurat:12). Wanita dikenal dengan lisannya yang cerewet, nyinyir, mudah menggunjing dan kerap berbicara sia-sia. Kita sebagai muslimah, harus terus bisa menjaga lisan dari hal yang merugikan kita sendiri. bisa dijadikan teladan dari seorang Aisyah putri Abu Bakar r.a. Ia adalah seorang wanita yang cerdas. Dengan kecerdasannya ia selalu mengatakan hal-hal yang baik, membela kaum perempuan, dan terus berdzikir kepada Allah. Aisyah adalah istri yang taat pada suaminya, Rasulullah. Ia gemar bersedekah dan rajin mencari ilmu. Ia dikenal kristis dalam berpikir, selalu ingin tau, rendah hati, dan pemberani.
Yak! Itulah perempuan-perempuan yang Allah pilihkan untuk kita jadikan teladan. Hakikatnya, memiliki keteladanan dalam hidup sangatlah urgent. Seorang tokoh yang diidolakan harus memberikan manfaat bagi gaya hidup kita. Let’s going ;)
                                                                                                                      

Sumber pustaka :
Priyatna, Haris dan Lisdy Rahayu.Perempuan yang Menggetarkan Surga.2015.Yogyakarta: Mizania

Minggu, 07 Juni 2015

Tanah Gersang



Dalam hubungan-hubungan yang kita jalin dikehidupan,
setiap orang adalah guru bagi kita
ya, setiap orang, siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat.
Betapapun yang mereka berikan hanyalah luka, rasa sakit, kecewa, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita.  Bukan karena mereka orang-orang yang bijaksana. Melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi bijaksana.
Mereka mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana. Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghias malamnya.
Tetapi barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang.
Lebih gersang dari sawah yang kerontang. Lebih cengkar dari lahan kering dikemarau yang panjang. Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar dan hangus.
Maka bagi kita sang tanah gersang,  selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana. Seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat bumi karena khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan. Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan. Dan seperti batu cadas yang memberi kesempatan lumut untuk tumbuh dipermukaannya. Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya. Demi terciptanya butir-butir tanah, demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah. Kitalah, yang tak pernah boleh berhenti untuk diri terus melakukan perbaikan.
#DalamDekapanUkhuwah