Memori
ku penuh dengan sosok lelaki paruh baya itu. teringat dengan semua yang pernah
ia korbankan untuk ku. Mata ku tak kering membendung air nya, seakan deras
menghujam qolbu. Tuhan, sempatkah aku menjadi apa yang ia inginkan? Akan kah
selalu aku jadi bahan cerita kebanggaan nya?? Hatiku pilu mengingat itu, angka
yang lebih dari setengah abad, merujuk pada sisa waktu yang masih ku miliki.
Wajah itu. Wajah yang slalu ada dalam nafas doa ku. Sorot mata penuh asa, dan suara
yang kini jarang lagi terdengar. Dalam hening , hanya rindu itu yang masih berteriak
...
Di mata
mu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan
dan hempasan terpahat di kening mu
Kau
nampak tua dan lelah, keringat terkujur deras
namun
kau tetap tabah
Meski nafas
mu kadang tersengal, Memikul beban yang semakin sarat
kau
tetap bertahan
Engkau
telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput
tulang pipi mu gambaran perjuangan
Bahu mu
yang dahulu kekar legam terbakar matahari
Kini
kurus dan terbungkuk
Namun
semangat tak pernah pudar
Meski
langkah mu kadang gemetar, kau tetap setia
Ayah,
dalam hening sepi ku rindu
Untuk
menuai padi milik kita, tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anak mu
sekarang banyak menanggung beban
-EbietGAde