Minggu, 03 Agustus 2014

secangkir Teh Ku?



Embun menyapa. Sejuknya pagi ini menarikku segera ke jendela kamar. Angin segar yang pernah kurasakan sebelumnya berbeda. hujan masih jatuh ditanah ini rupanya. Tuhan pun masih peduli. Hanya Secangkir teh yang saat ini mau memenuhi hasratku, menemaniku untuk berpikir, bertukar pikiran. “Apa arti kehidupan untukmu?”. aku usil bertanya berharap ada jiwa yang benar-benar mau menjawabku saat itu. ia memang diam dan seolah mengerti. Mungkin salah ku pagi ini, membuka lagi lembaran lembaran nostalgia itu. Hanya senyum yang ku ungkap hingga Teh-ku pun seakan berbalik bertanya. Apa arti kehidupan ‘itu’ untukmu?.  
Aku menghirupnya sedikit dan entah apa yang akan kupikirkan untuk menjawabnya.  Baiknya kau tak pernah lagi melihat ‘spion’ itu, Karna hanya akan membuatmu terpukau diam disana jika kau tak bisa menjawabku.        Ya, pahamku mungkin belum sepenuhnya mengerti. Dan lagi, aku mencari lembar buku yang lain, terdapat kesuksesan dan kegagalan yang terurai disana. Aku termenung, berharap teh-ku tak mengulang pertanyaan yang sama. Menurutmu, apa seseorang bisa melupakan sejarah dalam hidupnya?. Ku hirup untuk kali kedua, dan ia balik bertanya tanpa menjawab lagi sebelum habis kuminum.  Apa kau juga hanya akan diam, setelah berulang kali mengingat  hal yang telah lalu dan sukses menjadi bagian dari sejarah hidupmu?.  Aku memandang untuk kali ini. mengapa ia seakan begitu memaksa. Aku rasa ia memaksaku untuk meninggalkan masa lalu yang menurutku indah, walau memang terasa pahit. Ya, kadang aku lupa dengan segala yang telah kudapat  pasca kenangan kenangan itu. Aku mungkin terlalu menyayangi, memori apapun itu.

Matahari menyilau. Pohon,rumput dan burung  didekatku mulai bosan melihat kesibukan ku dengan sebuah cangkir. Secangkir teh yang  kini bertambah ruang kosongnya. Rasanya aku enggan menghabiskan ¼ lagi untuk membuatnya menjadi benar-benar kosong. Tuan teh, mungkin aku tak bisa dengan mudah melupakan semua kenangan dalam hidupku yang telah membawaku sampai hari ini. semua kesuksesan yang berjasa membantuku untuk terus maju dan kegagalan yang terus mencambuk untuk lebih cepat menggapainya. Kisah cinta dan sahabat  yang aku akui terkadang bisa menghentikan langkah  walau sejenak.

Terpaan angin lembut menggerakkan permukaan nya didalam sana. “Untuk kali terakhir,  aku tak pernah memintamu melupakan kisah yang kau katakan itu untuk di hilangkan. Apa kau ingin lupa tentang keyakinan akan dirimu? terbaik? Pantaskah kau bahagia hanya karna masa lalu?  yakinlah, kau tak memerlukannya. mengerti nikmat Tuhan yang  telah menjelaskan padamu selama ini. Aku percaya, aku berdoa untukmu”.

...... Mungkin ini saat nya aku mengangkat dan menghirup terakhir kali seperti yang ia minta. Cangkir yang kupegang masih tetap hangat. Sehangat senyum kepercayaan nya padaku. Tiga babak percakapan yang amat singkat antara aku dan ia telah tercerna dengan sendirinya. aku hanya perlu bersyukur. mungkin dengan cara Tuhan yang begitu unik membelokkan ku ke arah yang lain. ‘Ini dia caranya, ini dia jalan ceritanya’. Bersabar dan bersiap untuk menulis lagi kisah hebat di lembar lembar  yang baru. Buku yang di awal halaman nya berisi tentang kesimpulan. Dan pesan yang  kelak akan dibutuhkan. Ya, tanpa harus membuka buku buku kusam itu, Lagi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar